Wednesday, 3 October 2012

Mata kuliah yang bernama “Humanistics Studies”


Humanistics Studies? Kedua kata itu tidaklah asing didengar ditelinga saya sejak saya semester pertama (mahasiswa baru ceritanya). Saya tahu bahwa humanistics studies merupakan salah satu mata kuliah yang akan saya pelajari pada saat saya duduk di semester tiga. Mungkin karena  saya sudah terlalu sering mendengar kedua kata itu dari kakak-kakak tingkat saya, pada saat itu saya sangat tertarik untuk segera mempelajarinya. Keinginan untuk mempelajari mata kuliah ini semakin tak terkendali  ketika melihat dan mendengar antusias mereka saat diskusi bersama. Apalagi ketika masuk perpustakan dan duduk di sofa, disanalah markas yang biasa mereka gunakan untuk berdiskusi. Seperti sebuah kesempatan saya untuk tahu apa itu humanistics? Karena biasanya mereka berkumpul dan berdiskusi disana bersama seorang dosen yang menurut saya memberikan kesan “menakutkan” ketika pertama kali bertemu. Tatapan mata yang tajam dan tanpa ekspresi itu membuat saya sedikit goya untuk bertemu dengan sang dosen. (Peace, Sorry Pak damai itu indah loh, hehhe :D )
Ketika berada di perpus dan sedang ada diskusi itu, saya sempat mendengar sedikit diskusi dan perdebatan mereka dengan sang dosen (seru sih, tapi pada saat itu saya pura-pura gak dengerin) sehingga sedikit tahu mengenai mata kuliah itu. Menurut sependengaran dan pengamatan saya sih, humanistics studies yang mempelajari mengenai suatu kenyakinan (agama) seseorang, cara bertoleransi, mungkin bisa dibilang kalo di SMA, mata kuliah ini adalah pelajaran agama. Tidak hanya membahas agama islam tetapi juga membahas mengenai agama lainnya, seperti katolik, protestan, hindu,juga budha.
Sebagai penganut agama islam, saya pernah mendalami tentang agama yang saya anut( saat SMA), saya memiliki dua murrobi (guru agama)sehingga sedikit banyak saya paham dan mengenal agama saya. Saya pernah dan sering mengikuti liqo’ (seperti lingkaran pengajian) pada saat itu, saya juga pernah mengalami bagaimana menjadi seorang murrobi (guru agama) untuk adik-adik kelas saya. Bisa dibilang saya adalah orang yang sedikit fanatik tentang agama pada saat itu. Dari sanalah saya belajar bagaimana islam sesungguhnya, karena islam tidak mengajarkan umatnya untuk menutup diri dan menjauh dari yang “berbeda”. Saya merasakan sikap fanatik yang ada pada saya malah membuat sedikit orang merasa enggan bergaul dengan saya. Pada tahun terakhir di SMA, saya merasakan sebuah penolakan, sebuah keinginan untuk berubah, dan memandang segala sesuatu dengan kritis. Saya boleh fanatik, tapi saya juga harus menghargai, bergaul serta berbagi kepada yang “berbeda”.
Sebenarnya, sejak SD saya telah diajarkan untuk selalu menghargai dan menghormati orang lain walaupun berbeda kepercayaan, budaya, ethnik, ras, dll. Sehingga tidaklah heran jika saya menjalin selalu hubungan persahabatan kepada yang menganut agama yang berbeda dengan saya. Bahkan sampai saat ini (masa kuliah) saya juga berteman dengan mereka yang memiliki kepercayaan, ras, suku, dan asal yang berbeda.
Pada semester dua lalu, saya pernah membaca al-kitab (kristiani) milik teman satu kosan saya, saya berdiskusi mengenai isinya bahkan saya juga membandingkannya dengan kitab yang saya punya (Al-Qur’an Nul Kharim). Dari pengalaman itu, menurut saya semua agama memilik tujuan yang sama yaitu menyebarkan kebaikan dalam berbagai hal, menyembah yang diyakini , saling menghargai dan menciptakan rasa damai dibelahan dunia. Statement yang  menyatakan bahwa perbedaan itu indah, menurut sya tidaklah selalu benar karena sering kali kericuhan dan permasalahan mengatasnamakan “perbedaan” (agama, ras, etnik, pendapat dll).
Semoga suatu saat nanti saya bisa menganalisa alasan-alasannya. Karena itulah saya mempunyai beberapa tujuan yang ingin sekali saya dapatkan pada mata kuliah yang satu ini.Baiklah, akan sedikit saya paparkan mengenai beberapa ekspektasi saya  Melalui mata kuliah ini, saya berharap:
1.      Dapat mengenal lebih dalam mengenai identitas saya, bukan hanya sekedar nama ataupun identitas sebagai mahasiswa.
2.      Sebagai mahasiswa, saya ingin lebih kritis dalam berpikir, dalam bertindak, dan dalam berbagai hal sehingga saya dapat memperluas dan mengasah cara memandang sebuah masalah.
3.      Meningkatkan rasa solidaritas pada keberagaman (perbedaan ras, budaya, agama, pendapat dll) serta cara bergaul yang baik terhadap sesama makhluk hidup sehingga implementasi dari mata kuliah ini tidaklah sia-sia.
4.      Bisa berdiskusi lebih lanjut dan mendalam mengenai agama (Islam, kristen, budha, protestan bahkan hindu) dan pandangan-pandangan orang lain terhadap perbedaan itu.

No comments:

Post a Comment